RadarURL

Featured Posts

:: Kami menerima Jasa Akunting, Pembukuan, Softwere Akunting & Data Base Akunting Perusahaan (Myob dan Accurate) Informasi | [Klick In HERE] | [Klick In HERE] :: Jasa Pajak, Pelaporan SPT Bulanan, Perhitungan Pajak (SPT Masa, SPT Tahunan, SPT Penghasilan) Informasi | [Klick In HERE] :: Prosedur yang mudah, Belajar dengan mudah, Bekerja secara Profesional. | [Klick In HERE] | [Klick In Here] | [In HERE] Segera Hubungi Kami :: | [Klick In Here] | [In HERE]

Sepatah Kata


Di indonesia perkembangan dunia bisnis begitu berkembang. Laju perkembangan dunia bisnis berimbas pada semakin banyaknya dunia usaha. Persaingan bisnis yang semakin keras, menuntut pelaku-pelaku-nya untuk bisa berinovasi menerapkan usahanya untuk berkembang. suatu usaha tanpa monitoring dari dari pelaku usahanya, tidak dapat terlihat, bagaimana perkembangan atas usahanya. Untuk memonitoring usahanya, hal yang paling sederhana adalah dengan membuat pembukuan untuk usahanya. ini merupakan salah satu tool pendukung untuk pengambil keputusan dalam meningkatkan usahanya.

Untuk memenuhi kebutuhan itu, Kami datang membawa segudang solusi dalam bidang Akunting dan IT. Pengalaman panjang kami di lingkungan akunting dan IT dalam menangani project-project langsung dari client kami dengan menyediakan softwere akunting yang mudah di pakai oleh pelaku usaha, tanpa harus mempunyai pengalaman dalam bidang akunting dengan tuntutan kwalitas tinggi dan deadline yang sangat singkat, memompa spirit kami serta meningkatkan rasa percaya diri kami untuk bisa berkarya lebih baik. sesuai dengan nama kami Easy For You. Kami siap memberikan solusi-solusi dalam bidang Akunting dan IT demi perbaikan bisnis usaha atau aktivitas anda.





Copyright © easy-4-u | Powered by Blogger & Template

Jurnal CAMELS

Minggu, 19 Juli 2009

ANALISIS KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMELS PADA BANK-BANK MILIK PEMERINTAH


Bambang Hartadi

H. Ambo Sakka Hadmar

Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

hst_bambang@yahoo.co.id

hadmar@staff.gunadarma.ac.id


ABSTRAK


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan pada Bank-bank milik pemerintah (Bank BUMN) pada tahun 2007. Diantaranya adalah PT. ABC (Persero) Tbk, PT. XYZ (Persero) Tbk, PT. EFG (Persero), dan PT. RST (Persero) Tbk. Penelitian ini menggunakan teknik Analisa CAMELS berdasarkan ketetapan Bank Indonesia dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah (Tanggal 30 Oktober 2007). Berdasarkan perhitungan Analisa CAMELS kondisi kesehatan PT. ABC (Persero) Tbk tahun 2007 adalah cukup sehat dengan nilai kredit 68,35%, PT. XYZ (Persero) Tbk pada tahun 2007 kondisi kesehatannya adalah sehat dengan nilai kredit 68,35%, PT. EFG (Persero) tahun 2007 ini pun kondisi kesehatannya adalah sehat dengan nilai kredit 83,14%, dan PT. RST (Persero) Tbk tahun 2007 kondisi kesehatannya adalah cukup sehat dengan nilai kredit 69,92%.


Pendahuluan


Setelah krisis perbankan sepuluh tahun lalu, kepemilikan asing di sektor perbankan meningkat tajam. Bank Indonesia pernah menyatakan bahwa kepemilikan asing di Bank-bank telah merambah sedikitnya di sekitar 40 Bank Nasional (dari 130 bank) dengan penguasaan asset mencapai sekitar 50%, atau telah melampaui asset bank-bank pemerintah sekitar 36%. Kekhawatiran dari berbagai kalangan termasuk dari wakil rakyat terus mengemukan selama ini. Bak gayung bersambut, tampaknya Bank Indonesia (BI) tidak tinggal diam. Dalam menyikapi tersingkirnya bankir local, BI dalam waktu dekat akan mengeluarkan aturan yang membatasi posisi atau jabatan tenaga kerja asing di perbankan nasional.

Perbankan tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tapi juga menjaga stabilitas nasional menuju peningkatan kesejahteraan rakyat. Hal ini tertuang dalam Undang-undang Perbankan No.7 Tahun 1992. harus diakui perbankan di Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka menungkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Landasan ekonomi yang kuat dan kokoh merupakan prioritas bagi bangsa dan Negara. Apalagi suatu Negara yang memiliki tingkat ekonomi yang kuat berarti Negara tersebut kedaulatan yang sama dengan Negara lain. Untuk menuju ke tatanan Negara yang berdaulat secara ekonomi, maka diperlukan suatu sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam membangun political will tentang konsep ekonomi hingga pada pengelolaan ekonomi. Dalam konsep ekonomi pembangunan selalu disinggung tentang sejauh mana peran suatu Negara mampu memberikan pendistribusian kesejahteraan masyarakat secara adil.

Untuk mempersiapkan diri sejak awal, maka perbankan harus secara cermat membaca visi Bank Indonesia dalam membawa industri perbankan untuk beberapa tahun kedepan. Visi pengelolaan perbankan Indonesia tersebut, disusun secara marathon selama empat tahun terakhir setelah melalui pendalaman konsep dan mendengar berbagai masukan dari para stakeholders bank. Hasilnya, sebuah arsitektur pengelolaan yang comprehensive dengan enam pilar sebagai penyangga bagi terwujudnya system perbankan yang sehat, kuat dan efisien. Tujuan utamanya adalah hendak menciptakan kestabilan sistem keuangan, dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.


Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang yang telah diuraikan diatas, dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu bagaimana kondisi tingkat kesehatan pada Bank-Bank Milik Pemerintah/BUMN dengan menggunakan rasio CAMELS pada satu tahun terakhir ini.


Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk menilai tingkat kesehatan pada Bank-Bank Milik Pemerintah/BUMN pada tahun 2007 dengan mengunakan rasio-rasio pada metode CAMELS (rasio permodalan, rasio kualitas asset, rasio rentabilitas, rasio likuiditas dan rasio sensitivitas terhadap faktor pasar) melalui pendekatan kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja bank dengan melakukan penilaian terhadap faktor financial.


Tinjauan pustaka

Laporan Keuangan


Laporan Keuangan adalah suatu alat dengan mana informasi dikumpulkan dan diproses dalam akuntansi keuangan yang akhirnya dimasukan dalam laporan keuangan yang dikomunikasikan secara priodik kepada para pemakainya.





Analisis Laporan Keuangan


Analisis Laporan Keuangan merupakan proses untuk membedah laporan keuangan, menelaah hubungan diantara unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan..


Bank


Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.


Analisis laporan keuangan perbankan


Analisis laporan keuangan perbankan bertujuan antara lain untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja perusahaan bank, untuk mengetahui perkembangan perbankan dari suatu period ke periode berikutnya, sebagai pertimbangan bagi manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasional dan penyusunan rencana kerja anggaran bank, memonitor pelaksanaan dari suatu kebijakan perusahaan yang telah diterapkan, sehingga dapat diadakan perbaikan/penyempurnaan di masa yang akan datang, dan sebagainya


Tingkat Kesehatan Bank


Tingkat kesehatan suatu bank menjadi salah satu tolak ukur kinerja keuangan bank yang sangat penting dewasa ini, karena dari hasil penilaian ini akan dapat diketahui performance pemilik dan profesionalisme pengelola Bank tersebut. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah (Tanggal 30 Oktober 2007), penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah dilakukan dengan memperhitungkan faktor CAMELS melalui pendekatan kuantitatif dan atau kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja bank dengan melakukan penilaian terhadap faktor finansial dan faktor manajemen.


Metode Penelitian

Obyek Penelitian


Pada penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah Bank-Bank Milik Pemerintah/BUMN pada tahun 2007 yang diantaranya:

  1. PT. ABC (Persero) Tbk;

  2. PT. XYZ (Persero) Tbk;

  3. PT. EFG (Persero); dan

  4. PT. RST (Persero) Tbk.


Jenis dan Teknik Pengumpulan Data


Dalam melakukan penyusunan skripsi ini, jenis data yang penulis gunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan konsolidasian publikasi tahunan dari Bank-Bank Milik Pemerintah/BUMN pada tahun 2007 diantaranya:

  1. Neraca Konsolidasian;

  2. Laporan Laba Rugi Konsolidasian;

  3. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian;

  4. Laporan Arus Kas Konsolidasian;

  5. Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian; dan

  6. Informasi Lainnya.


Untuk memperoleh data dan bahan-bahan yang digunakan dalam menganalisis permasalahan, penulis melakukan pengumpulan data dengan cara:

  1. Metode Penelitian Lapangan

Penulis melakukan survey ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) di bagian Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) untuk memperoleh data berupa laporan keuangan. Selain itu untuk melengkapi data, penulis juga mencari data melalui internet, yaitu pada website Bank Indonesia, www.bi.go.id

  1. Metode Kepustakaan

Dalam penulisan ini, penulis melakukan studi pustaka untuk memperkuat dan mendukung penulisan ini, yaitu menguraikan teori-teori yang diperlukan dalam pembahasan nanti.


Metode Analisis


Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk menilai tingkat kesehatan pada Bank-Bank Milik Pemerintah/BUMN pada tahun 2007, maka metode analisis yang dipergunakan adalah dengan mengunakan rasio-rasio pada metode CAMELS (rasio permodalan, rasio kualitas asset, rasio rentabilitas, rasio likuiditas dan rasio sensitivitas terhadap faktor pasar). Analisis ini digunakan untuk menilai tingkat kesehatan yang sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah (Tanggal 30 Oktober 2007).


Hipotesis


Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  • Ho1 = Kondisi tingkat kesehatan pada Bank-Bank Milik Pemerintah/BUMN dengan menggunakan rasio CAMELS pada satu tahun terakhir ini adalah sehat.

  • Ho2 = Kondisi tingkat kesehatan pada Bank-Bank Milik Pemerintah/BUMN dengan menggunakan rasio CAMELS pada satu tahun terakhir ini adalah cukup sehat.

  • Ho3 = Kondisi tingkat kesehatan pada Bank-Bank Milik Pemerintah/BUMN dengan menggunakan rasio CAMELS pada satu tahun terakhir ini adalah kurang sehat.

  • Ho4 = Kondisi tingkat kesehatan pada Bank-Bank Milik Pemerintah/BUMN dengan menggunakan rasio CAMELS pada satu tahun terakhir ini adalah tidak sehat.


Alat Analisis yang Digunakan.


Sesuai dengan dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah (Tanggal 30 Oktober 2007), Penilaian faktor finansial dilakukan secara kuantitatif dengan melakukan pembobotan terhadap peringkat faktor, untuk saat ini dilakukan pembobotan untuk faktor permodalan (25%), kualitas aset (50%), rentabilitas (10%), likuiditas (10%) dan sensitivitas atas risiko pasar (5%). Pengukuran Persentase Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dari keseluruhan faktor-faktor yang dinilai adalah sebagai berikut:

Nilai Kredit Predikat

81% – 100% : SEHAT

66% – <>

51% – <>

0 % – <>



HASIL DAN PEMBAHASAN


Kondisi kesehatan PT ABC (Persero) Tbk tahun 2007 adalah cukup sehat. Diantara bank-bank BUMN ini, PT.ABC yang kondisi kesehatannya paling buruk dengan mempunyai nilai kredit sebesar 68,35%. Hal ini disebabkan oleh kemampuan modal bank untuk menyerap risiko apabila dilakukan write-off atas aset-aset bermasalah kurang baik, pertumbuhan modal yang berasal dari internal bank dalam rangka mengcover pertumbuhan risiko yang akan muncul tidak baik, buruknya kemampuan bank dalam membagikan deviden kepada pemegang saham, kurang seimbangnya Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) dengan Aktiva Produktif (AP), buruknya kualitas penyaluran dana kepada debitur inti, kualitas pembiayaan bank syariah yang kurang baik, buruknya efisiensi kegiatan operasional bank syariah, kecilnya aktiva bank syariah yang dapat menghasilkan/memberikan pendapatan dan juga kurangnya data yang dilampirkan oleh PT.ABC. Untuk kondisi kesehatan PT. XYZ (Persero) Tbk tahun 2007 adalah sehat. Diantara bank-bank BUMN ini, PT.XYZ yang kondisi kesehatannya paling baik dengan mempunyai nilai kredit sebesar 87,12%. Adapun beberapa idikator yang kurang sehat dan tidak sehat diantaranya pada pertumbuhan modal yang berasal dari internal bank dalam rangka mengcover pertumbuhan risiko yang akan muncul tidak baik, kurangnya kemampuan bank dalam membagikan deviden kepada pemegang saham, kecilnya aktiva bank syariah yang dapat menghasilkan/memberikan pendapatan, dan buruknya fungsi corporate social reponsibility (CSR) terhadap proses pembelajaran masyarakat. Untuk kondisi kesehatan PT. EFG (Persero) Tbk tahun 2007 adalah sehat. Pada PT.EFG ini, kondisi kesehatannya baik dengan mempunyai nilai kredit sebesar 83,14%. Idikator yang kurang sehat dan tidak sehat PT.EFG terjadi pada pertumbuhan modal yang berasal dari internal bank dalam rangka mengcover pertumbuhan risiko yang akan muncul tidak baik, buruknya kemampuan bank dalam menangani/mengembalikan aset yang telah dihapus buku, buruknya hubungan antara tingkat bunga dengan return yang diberikan bank syariah kepada nasabah, kurangnya signifikansi pengaruh keputusan penghapusbukuan terhadap efisiensi operasional bank, buruknya pertumbuhan tingkat ketergantungan bank syariah terhadap deposan inti, dan tidak adanya kemampuan modal bank untuk mengcover risiko yang muncul dari perubahan nilai tukar. Sedangkan untuk kondisi kesehatan PT. RST (Persero) Tbk) tahun 2007 adalah cukup sehat. Pada PT.RST ini, kondisi kesehatannya hanya berbeda sedikit dengan PT.ABC namun lebih besar 1,57% yaitu dengan nilai kredit sebesar 69,92%. Untuk idikator yang kurang sehat dan tidak sehatnya PT.RST ini terjadi pada buruknya operasi bank dalam acceptable risk taking capacity sehingga ekspansi usaha yang ditunjukkan oleh pertumbuhan ATMR telah didukung dengan pertumbuhan modal yang mencukupi, pertumbuhan modal yang berasal dari internal bank dalam rangka mengcover pertumbuhan risiko yang akan muncul tidak baik, kurangnya kemampuan bank dalam membagikan deviden kepada pemegang saham, kurang seimbangnya Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) dengan Aktiva Produktif (AP), buruknya kualitas penyaluran dana kepada debitur inti, kualitas pembiayaan bank syariah yang kurang baik, kecilnya aktiva bank syariah yang dapat menghasilkan/memberikan pendapatan, dan buruknya pertumbuhan tingkat ketergantungan bank syariah terhadap deposan inti.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan


Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kesehatan pada Bank-Bank Milik Pemerintah/BUMN pada tahun 2007 dengan mengunakan rasio-rasio pada metode CAMELS (rasio permodalan, rasio kualitas asset, rasio rentabilitas, rasio likuiditas dan rasio sensitivitas terhadap faktor pasar) melalui pendekatan kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja bank dengan melakukan penilaian terhadap faktor financial. Berdasarkan paparan pembahasan yang telah diuraikan maka didapat hasil kesimpulan bahwa kondisi kesehatan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk tahun 2007 adalah cukup sehat. Diantara bank-bank BUMN ini, PT.ABC yang kondisi kesehatannya paling buruk dengan mempunyai nilai kredit sebesar 68,35%. Hal ini disebabkan oleh buruknya manajemen faktor kualitas aktifa dan faktor rentabilitas. Untuk kondisi kesehatan PT. XYZ (Persero) Tbk tahun 2007 adalah sehat. Diantara bank-bank BUMN ini, PT.XYZ yang kondisi kesehatannya paling baik dengan mempunyai nilai kredit sebesar 87,12%. Untuk kondisi kesehatan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk tahun 2007 adalah sehat. Namun pada PT. EFG ini, ada indikator manajemen faktor sensitifitas terhadap resiko pasar yang tidak sehat, sehingga kondisi kesehatannya menempati peridikat kedua dari keempat bank-bank BUMN ini, dengan mempunyai nilai kredit sebesar 83,14%. Sedangkan untuk kondisi kesehatan PT. RST (Persero) Tbk) tahun 2007 adalah cukup sehat. Pada PT.RST ini, kondisi kesehatannya menempati peridikat ketiga yang kondisi kesehatannya hanya berbeda sedikit dengan PT.ABC namun lebih besar 1,57% yaitu dengan nilai kredit sebesar 69,92%. Kondisi ini disebabkan pula oleh buruknya manajemen faktor kualitas aktifa yang paling buruk diantara keempat bank-bank BUMN yang dianalisis.


Saran


Untuk PT ABC (Persero) Tbk pada tahun 2007 sebaiknya PT.ABC ini harus meningkatkan tingkat kesehatannya terutama pada faktor permodalan (Capital) yaitu pada kemampuan modal inti dan PPAP (equity) dalam mengcover risiko write Off, kemampuan internal bank untuk menambah modal, dan pada Deviden Pay Out Ratio. Untuk faktor kualitas aktiva produktif (Assets) PT.ABC ini sangat harus meningkakan tingkat kesehatan terutama pada penyehatan kualitas penyaluran dana kepada debitur inti, dan besarnya pembiayaan non performing. Dan untuk faktor rentabilitas (Earnings) terutama pada penyehatan rasio efisiensi kegiatan operasional (REO), rasio aktiva yang dapat menghasilkan pendapatan (IGA), dan kualitas aktiva produktif bank syariah. Untuk PT. XYZ (Persero) Tbk pada tahun 2007 sebaiknya terus mempertahankan dan meningkatkan tingkat kesehatannya terutama pada faktor permodalan (Capital) yaitu pada Kemampuan internal bank untuk menambah modal, dan Deviden Pay Out Ratio. Dan untuk faktor rentabilitas (Earnings) perlu penyehatan pada rasio aktiva yang dapat menghasilkan pendapatan (IGA), dan fungsi edukasi public (CSR). Untuk PT. EFG (Persero) pada tahun 2007 sebaiknya juga terus mempertahankan dan meningkatkan tingkat kesehatannya terutama pada faktor permodalan (Capital) yaitu pada kemampuan internal bank untuk menambah modal. Untuk faktor kualitas aktiva produktif (Assets) perlu penyehatan pada Kemampuan bank dalam menangani/mengembalikan asset yang telah dihapusbuku. Untuk faktor rentabilitas (Earnings) perlu penyehatan pada korelasi antara tingkat bunga di pasar dengan return/bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah, dan penyaluran dana yang diwrite-off dibandingkan dengan biaya operasional. Untuk faktor likuiditas (liquidity) hanya perlu penyehatan pada pertumbuhan dana deposan inti dibandingkan dengan pertumbuhan total dana pihak ketiga pertumbuhan rasio deposan inti (PRDI). Dan untuk faktor sensitivitas terhadap resiko pasar yaitu penyehatan pada kecukupan modal yang dibentuk untuk mengcover risiko pasar (fluktuasi nilai tukar). Sedangkan untuk PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk) pada tahun 2007 sebaiknya harus meningkatkan tingkat kesehatannya terutama pada faktor Permodalan (Capital) yaitu pada trend/pertumbuhan KPMM, kemampuan internal bank untuk menambah modal, dan Deviden Pay Out Ratio. Untuk faktor kualitas aktiva produktif (Assets) PT.Mandiri ini pun sangat harus meningkakan tingkat kesehatan terutama pada penyehatan kualitas aktiva produktif bank syariah, kualitas penyaluran dana kepada debitur inti, dan besarnya pembiayaan non performing. Untuk faktor rentabilitas (Earnings) terutama pada penyehatan rasio aktiva yang dapat menghasilkan pendapatan (IGA). Pada faktor likuiditas (liquidity) hanya perlu penyehatan pada pertumbuhan dana deposan inti dibandingkan dengan pertumbuhan total dana pihak ketiga pertumbuhan rasio deposan inti (PRDI).



DAFTAR PUSTAKA


Frianto Pandia, et al, Lembaga Keuangan, cetakan 1. Jakarta : PT Rineka Cipta, 2005.

H. Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan, cetakan 5. Jakarta : Bumi Aksara, 2006.

Harahap Sofyan Syafri, Teori Akuntans; Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cet.3. Jakarta : Bumi Aksara, 2002.

Ikatan Akuntansi Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1.

Indar Bastian dan Suhardjono, Akuntansi Perbankan, Edisi 1, Buku 1. Jakarta : Salemba Empat, 2006.

Johar Arifin,. Analisis Laporan Keuangan, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2004.

John J. Wild, K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey, Financial Statement Analysis; Analisis Laporan Keuangan, Edisi.8. Jakarta : Salemba Empat, 2005.

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi, cetakan 6. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2002.

Manurung Mandala. Uang, Perbankan,dan Ekonomi Moneter (Kajian Kontekstual Indonesia), Jakarta : Penerbitan Fakultas Ekonomi Indonesia, 2004.

Rahardjo Budi, Laporan Keuangan Perusahaan, cetakan 1. Jakarta : Gadjah Mada University, 2005.

Riyadi Selamet, Banking Assets and Liability Management, Edisi Ketiga. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006.

Sjahrial Dermawan, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama. Jakarta : Mitra Wacana Media, 2006.

Sulad Sri Hardanto. Manajemen Risiko bagi Bank Umum, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2006.

Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS, Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah (Tanggal 30 Oktober 2007).

Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi ke-2. Jakarta : Salemba Empat, 2006.

Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan.

Veithzal Rivai. dkk, Bank and Financial Institution Management, Edisi pertama. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2007.

http:://www.bi.go.id

2 comments:

eta story mengatakan...

mb boleh minta yg dlm bentu pdf??thanks before.. :)

eta story mengatakan...

boleh minta dlm bentuk pdf gak??terimakasih byk :)

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar