RadarURL

Featured Posts

:: Kami menerima Jasa Akunting, Pembukuan, Softwere Akunting & Data Base Akunting Perusahaan (Myob dan Accurate) Informasi | [Klick In HERE] | [Klick In HERE] :: Jasa Pajak, Pelaporan SPT Bulanan, Perhitungan Pajak (SPT Masa, SPT Tahunan, SPT Penghasilan) Informasi | [Klick In HERE] :: Prosedur yang mudah, Belajar dengan mudah, Bekerja secara Profesional. | [Klick In HERE] | [Klick In Here] | [In HERE] Segera Hubungi Kami :: | [Klick In Here] | [In HERE]

Sepatah Kata


Di indonesia perkembangan dunia bisnis begitu berkembang. Laju perkembangan dunia bisnis berimbas pada semakin banyaknya dunia usaha. Persaingan bisnis yang semakin keras, menuntut pelaku-pelaku-nya untuk bisa berinovasi menerapkan usahanya untuk berkembang. suatu usaha tanpa monitoring dari dari pelaku usahanya, tidak dapat terlihat, bagaimana perkembangan atas usahanya. Untuk memonitoring usahanya, hal yang paling sederhana adalah dengan membuat pembukuan untuk usahanya. ini merupakan salah satu tool pendukung untuk pengambil keputusan dalam meningkatkan usahanya.

Untuk memenuhi kebutuhan itu, Kami datang membawa segudang solusi dalam bidang Akunting dan IT. Pengalaman panjang kami di lingkungan akunting dan IT dalam menangani project-project langsung dari client kami dengan menyediakan softwere akunting yang mudah di pakai oleh pelaku usaha, tanpa harus mempunyai pengalaman dalam bidang akunting dengan tuntutan kwalitas tinggi dan deadline yang sangat singkat, memompa spirit kami serta meningkatkan rasa percaya diri kami untuk bisa berkarya lebih baik. sesuai dengan nama kami Easy For You. Kami siap memberikan solusi-solusi dalam bidang Akunting dan IT demi perbaikan bisnis usaha atau aktivitas anda.





Copyright © easy-4-u | Powered by Blogger & Template

Kredit

Jumat, 06 November 2009

Kredit

READ MORE - Kredit

MENGENAL KARTINI

Selasa, 03 November 2009

MENGENAL KARTINI
READ MORE - MENGENAL KARTINI

Hipnotik Sedatif

Jumat, 30 Oktober 2009

Hipnotik Sedatif

READ MORE - Hipnotik Sedatif

ETIKA DALAM KELUARGA 2

ETIKA DALAM KELUARGA 2


READ MORE - ETIKA DALAM KELUARGA 2

ETIKA DALAM KELUARGA 1

ETIKA DALAM KELUARGA 1


READ MORE - ETIKA DALAM KELUARGA 1

Vibrio cholerae

Kamis, 29 Oktober 2009

Vibrio cholerae




READ MORE - Vibrio cholerae

Abstrak ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERTIMBANGAN PEMBERIAN KREDIT PADA PT. Bank X

ABSTRAKS


READ MORE - Abstrak ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERTIMBANGAN PEMBERIAN KREDIT PADA PT. Bank X

Sub Class Apterygota


Sub Class Apterygota

READ MORE - Sub Class Apterygota

Balance Score Card (BSC)

Selasa, 27 Oktober 2009

Istilah-istilah Balance Score Card (BSC)


READ MORE - Balance Score Card (BSC)

Gambar

Sabtu, 17 Oktober 2009


READ MORE - Gambar

Peran Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan

Kamis, 15 Oktober 2009

Peran Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan


READ MORE - Peran Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan

Definisi Peran Perawat


Definisi Peran Perawat

READ MORE - Definisi Peran Perawat

Daftar Paket Data GSM dan CDMA

Senin, 12 Oktober 2009

PAKET DATA GSM VS CDMA



Perbandingan paket data GSM dan paket data CDMA dapat kita bandingkan sebagai berikut.
perbandingan tidak dilihat berdasarkan kecepatan data download dan upload.

READ MORE - Daftar Paket Data GSM dan CDMA

Daftar Paket Data

READ MORE - Daftar Paket Data

Paket Data Unllimited pada GSM

Minggu, 11 Oktober 2009

PAKET DATA UNLIMITED Pada GSM


Modem pada HP mulai banyak disukai oleh kalangan mahasiswa dan orang-orang kalangan menengah ke bawah. dari  mulai  modem yang  sangat populer saat ini , tahun 2009 adalah modem HP smart. selain murah


READ MORE - Paket Data Unllimited pada GSM

Lowongan BPK (Badan Pemeriksaan Keuangan) 2009

Sabtu, 10 Oktober 2009

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


P E N G U M U M A N
Nomor : 02 /S.Peng/X-X.3/10/2009


READ MORE - Lowongan BPK (Badan Pemeriksaan Keuangan) 2009

The Skripsi

Rabu, 07 Oktober 2009



skripsi example [of] s which I have among other [is]:

READ MORE - The Skripsi

Forum Update






18 Free AntiVirus






1. Avira Antivir Personal





  • {

    a. Download AVIRA 1
    }





  • {


    b. Download AVIRA 2
    }





  • {


    c. Download AVIRA 3
    }






  • {


    d. Download AVIRA 4
    }





  • {


    e. Download AVIRA 5
    }





  • {


    f. Download AVIRA 6
    }






  • {


    g. Download AVIRA 7
    }







  • Manual Update :



  • {


    a. Download Update
    }





  • {


    b. Download Update
    }




  • {


    c. Download Update
    }
















  • 2. AVG Free Antivirus





  • {

    a. Download AVG 1
    }





  • {


    b. Download AVG 2
    }





  • {


    c. Download AVG 3
    }






  • {


    d. Download AVG 4
    }






  • {

    e. Download AVG 7.5
    }






  • {

    f. Download AVG 8.0
    }







  • Manual Update :



  • {


    a. Download Update
    }









  • 3. Avast! Home Edition





  • {

    a. Download AVAST! 1
    }





  • {


    b. Download AVAST! 2
    }





  • {


    c. Download AVAST! 3
    }






  • {


    d. Download AVIRA 4
    }







  • {


    d. Download AVAST! 4
    }








  • Manual Update :



  • {


    a. Download Update
    }












  • 4. PC Tools AntiVirus Free Edition





  • {

    a. Download PC Tools 1
    }





  • {


    b. Download PC Tools 2
    }











  • 5. My Free Antivirus





  • {

    a. Download My Free 1
    }





  • {


    b. Download My Free 2
    }












  • 6. ThreatFire AntiVirus Free Edition





  • {

    a. Download ThreatFire 1
    }





  • {


    b. Download ThreatFire 2
    }












  • 7. Comodo Internet Security (Firewall + Antivirus)





  • {

    a. Download CIS 1
    }





  • {


    b. Download CIS 2
    }












  • 8. BitDefender Free Antivirus





  • {

    a. Download BD 1
    }





  • {


    b. Download BD 2
    }





  • {


    c. Download BD 3
    }






  • {


    d. Download BD 4
    }











  • 9. ClamAV Antivirus





  • {

    a. Download ClamAV 1
    }





  • {


    b. Download ClamAV 2
    }






  • Manual Update :



  • {


    a. Download Update
    }












  • 10. CS Anti-Virus





  • {

    a. Download CS 1
    }





  • {


    b. Download CS 2
    }






  • Manual Update :



  • {


    a. Download Update
    }












  • 11. Rising Antivirus Free Edition





  • {

    a. Download Rising 1
    }





  • {


    b. Download Rising 2
    }





  • {


    c. Download Rising 3
    }









  • 12. ClamWin Free Antivirus





  • {

    a. Download ClamWin 1
    }





  • {


    b. Download ClamWin 2
    }






  • Manual Update :



  • {


    a. Download Update
    }










  • 13. Ubuntu Antivirus




  • {

    a. Download Ubuntu 1
    }




  • {


    b. Download Ubuntu 2
    }








  • 14. Kaspersky







    15. Trend Micro







    16. Norton Anti Virus








    17. McAfee







    18. F-Secure






    READ MORE -

    The Water Cycle

    Senin, 05 Oktober 2009

    The Water Cycle


    The water cycle is also known as the hydrogical cycle. There is the same amount of water on earth now as there was when the earth began. The water cycle is how the earth’s water recycles itself.
    READ MORE - The Water Cycle

    The Impacts of Video Game

    The Impacts of Video Game


    Many of people all over the world are being addicted by games. They are addicted with various games, such as: video games, online games, multiplayer games, etc. 

    READ MORE - The Impacts of Video Game

    All Peoples... For People


    All Peoples... For People



    Salah satu alasan mengapa lapisan ozon bisa menipis karena adanya efek rumah kaca yang menghasilkan CO2,  metana  (CH4), dinitrogen  oksida   (N2O),  hidrofluorokarbon  (HFC,  merupakan  kelompok  gas),

    READ MORE - All Peoples... For People

    Play Game Online

    Sabtu, 03 Oktober 2009

    READ MORE - Play Game Online

    CERPEN

    Selasa, 01 September 2009

    Worker Fruit and Mr. Haji Spurious



    In a countrified live a so called human being [of] Kodir, where this Kodir known as very fruit worker owning many fruit in small hame roadside its it.
    READ MORE - CERPEN

    Tukang Buah dan Pak Haji Palsu

    Minggu, 26 Juli 2009

    Tukang Buah dan Pak Haji Palsu




    Disuatu perkampungan hiduplah seorang manusia yang bernama Kodir, dimana Kodir ini dikenal sebagai tukang buah yang sangat banyak memiliki kios-kios buah kecil dipinggir jalan diperkampunganya.

    Suatu hari Pak Kodir memecat Mail, karena Mail melakukan suatu kesalahan, Mail menumpahkan buah yang ada dirak dagangannya, yang menyebabkan Pak Kodir marah. Mail pun berusaha untuk meminta maaf, tapi Kodir tak perduli.

    Tak lama kemudian, Mail pun membuka kios buah, yang letaknya tak jauh dari kios Pak Kodir. Tak ayal, Kodir pun selalu mengejek dan meremehkan Mail.

    Seiring waktu Mail yang taat beribadah kemudian naik haji. Mail naik haji bukan dari hasil kiosnya, melainkan ada orang kaya yang simpati mengajaknya untuk pergi haji. Sepulang dari haji kios Mail semakin ramai dan besar.

    Melihat itu, Kodir menjadi iri. Dia lalu memaksa Sumini, janda kembang yang tak lain kekasih Kodir, agar menjual tanah warisannya untuk naik haji. Menurut Kodir, Mail kaya karena “ berangkat haji “. Karena itu ia mau mengikuti jejak Mail.

    Singkat cerita jadilah Kodir naik haji. Sehari sebelum melakukan ritual haji, disebuah hotel diarab Saudi, Kodir kedatangan tamu. Orang itu ternyata tahu segala sesuatu tentang Kodir, termasuk niatnya berangkat haji karena ingin menjadi kaya.

    Tak lama setelah tamunya pergi, Kodir bertemu dengan ketua rombongannya, yang merasa heran mengapa Kodir tidak mengikuti ritual haji. Padahal, waktu haji sudah selesai dan mereka bersiap-siap pulang ke tanah air. Dalam hati Kodir pun heran, tapi ia tidak mau memusingkannya.

    Sepulang dari tanah suci, Kodir bergaya layaknya seorang haji, meskipun ia tak pernah mengikuti ritual haji. Lambat laun memang usaha Kodir menjadi maju dan besar. Iapun menjadi pengusaha buah yang kaya, yang pelit, dan sombong. Kodir pun akhirnya menikahi Sumini. Tapi dalam mengarungi rumah tangga, mereka tidak pernah dikaruniai seorang anak.

    Suatu hari, Sumini pun menggugat cerai Kodir setelah mengetahui si Ijah, pembantunya hamil, akibat diperkosa oleh Kodir.

    Akhirnya Kodir diceraikan oleh Sumini. Yang lambat laun usaha buah Kodir munurun dan akhirnya bangkrut.

    Akhirnya Kodir hidup dengan kesendiriannya, dan kesengsaraan yang dibuat oleh kesombongan ia dimasa yang lalu.






    By : Nurul Parlina

    READ MORE - Tukang Buah dan Pak Haji Palsu

    Jurnal CAMELS

    Minggu, 19 Juli 2009

    ANALISIS KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMELS PADA BANK-BANK MILIK PEMERINTAH


    Bambang Hartadi

    H. Ambo Sakka Hadmar

    Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

    hst_bambang@yahoo.co.id

    hadmar@staff.gunadarma.ac.id


    ABSTRAK


    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan pada Bank-bank milik pemerintah (Bank BUMN) pada tahun 2007. Diantaranya adalah PT. ABC (Persero) Tbk, PT. XYZ (Persero) Tbk, PT. EFG (Persero), dan PT. RST (Persero) Tbk. Penelitian ini menggunakan teknik Analisa CAMELS berdasarkan ketetapan Bank Indonesia dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah (Tanggal 30 Oktober 2007). Berdasarkan perhitungan Analisa CAMELS kondisi kesehatan PT. ABC (Persero) Tbk tahun 2007 adalah cukup sehat dengan nilai kredit 68,35%, PT. XYZ (Persero) Tbk pada tahun 2007 kondisi kesehatannya adalah sehat dengan nilai kredit 68,35%, PT. EFG (Persero) tahun 2007 ini pun kondisi kesehatannya adalah sehat dengan nilai kredit 83,14%, dan PT. RST (Persero) Tbk tahun 2007 kondisi kesehatannya adalah cukup sehat dengan nilai kredit 69,92%.


    Pendahuluan


    Setelah krisis perbankan sepuluh tahun lalu, kepemilikan asing di sektor perbankan meningkat tajam. Bank Indonesia pernah menyatakan bahwa kepemilikan asing di Bank-bank telah merambah sedikitnya di sekitar 40 Bank Nasional (dari 130 bank) dengan penguasaan asset mencapai sekitar 50%, atau telah melampaui asset bank-bank pemerintah sekitar 36%. Kekhawatiran dari berbagai kalangan termasuk dari wakil rakyat terus mengemukan selama ini. Bak gayung bersambut, tampaknya Bank Indonesia (BI) tidak tinggal diam. Dalam menyikapi tersingkirnya bankir local, BI dalam waktu dekat akan mengeluarkan aturan yang membatasi posisi atau jabatan tenaga kerja asing di perbankan nasional.

    Perbankan tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tapi juga menjaga stabilitas nasional menuju peningkatan kesejahteraan rakyat. Hal ini tertuang dalam Undang-undang Perbankan No.7 Tahun 1992. harus diakui perbankan di Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka menungkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Landasan ekonomi yang kuat dan kokoh merupakan prioritas bagi bangsa dan Negara. Apalagi suatu Negara yang memiliki tingkat ekonomi yang kuat berarti Negara tersebut kedaulatan yang sama dengan Negara lain. Untuk menuju ke tatanan Negara yang berdaulat secara ekonomi, maka diperlukan suatu sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam membangun political will tentang konsep ekonomi hingga pada pengelolaan ekonomi. Dalam konsep ekonomi pembangunan selalu disinggung tentang sejauh mana peran suatu Negara mampu memberikan pendistribusian kesejahteraan masyarakat secara adil.

    Untuk mempersiapkan diri sejak awal, maka perbankan harus secara cermat membaca visi Bank Indonesia dalam membawa industri perbankan untuk beberapa tahun kedepan. Visi pengelolaan perbankan Indonesia tersebut, disusun secara marathon selama empat tahun terakhir setelah melalui pendalaman konsep dan mendengar berbagai masukan dari para stakeholders bank. Hasilnya, sebuah arsitektur pengelolaan yang comprehensive dengan enam pilar sebagai penyangga bagi terwujudnya system perbankan yang sehat, kuat dan efisien. Tujuan utamanya adalah hendak menciptakan kestabilan sistem keuangan, dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.


    Rumusan Masalah


    Berdasarkan Latar Belakang yang telah diuraikan diatas, dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu bagaimana kondisi tingkat kesehatan pada Bank-Bank Milik Pemerintah/BUMN dengan menggunakan rasio CAMELS pada satu tahun terakhir ini.


    Tujuan Penelitian


    Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk menilai tingkat kesehatan pada Bank-Bank Milik Pemerintah/BUMN pada tahun 2007 dengan mengunakan rasio-rasio pada metode CAMELS (rasio permodalan, rasio kualitas asset, rasio rentabilitas, rasio likuiditas dan rasio sensitivitas terhadap faktor pasar) melalui pendekatan kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja bank dengan melakukan penilaian terhadap faktor financial.


    Tinjauan pustaka

    Laporan Keuangan


    Laporan Keuangan adalah suatu alat dengan mana informasi dikumpulkan dan diproses dalam akuntansi keuangan yang akhirnya dimasukan dalam laporan keuangan yang dikomunikasikan secara priodik kepada para pemakainya.





    Analisis Laporan Keuangan


    Analisis Laporan Keuangan merupakan proses untuk membedah laporan keuangan, menelaah hubungan diantara unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan..


    Bank


    Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.


    Analisis laporan keuangan perbankan


    Analisis laporan keuangan perbankan bertujuan antara lain untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja perusahaan bank, untuk mengetahui perkembangan perbankan dari suatu period ke periode berikutnya, sebagai pertimbangan bagi manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasional dan penyusunan rencana kerja anggaran bank, memonitor pelaksanaan dari suatu kebijakan perusahaan yang telah diterapkan, sehingga dapat diadakan perbaikan/penyempurnaan di masa yang akan datang, dan sebagainya


    Tingkat Kesehatan Bank


    Tingkat kesehatan suatu bank menjadi salah satu tolak ukur kinerja keuangan bank yang sangat penting dewasa ini, karena dari hasil penilaian ini akan dapat diketahui performance pemilik dan profesionalisme pengelola Bank tersebut. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah (Tanggal 30 Oktober 2007), penilaian tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah dilakukan dengan memperhitungkan faktor CAMELS melalui pendekatan kuantitatif dan atau kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja bank dengan melakukan penilaian terhadap faktor finansial dan faktor manajemen.


    Metode Penelitian

    Obyek Penelitian


    Pada penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah Bank-Bank Milik Pemerintah/BUMN pada tahun 2007 yang diantaranya:

    1. PT. ABC (Persero) Tbk;

    2. PT. XYZ (Persero) Tbk;

    3. PT. EFG (Persero); dan

    4. PT. RST (Persero) Tbk.


    Jenis dan Teknik Pengumpulan Data


    Dalam melakukan penyusunan skripsi ini, jenis data yang penulis gunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan konsolidasian publikasi tahunan dari Bank-Bank Milik Pemerintah/BUMN pada tahun 2007 diantaranya:

    1. Neraca Konsolidasian;

    2. Laporan Laba Rugi Konsolidasian;

    3. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian;

    4. Laporan Arus Kas Konsolidasian;

    5. Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian; dan

    6. Informasi Lainnya.


    Untuk memperoleh data dan bahan-bahan yang digunakan dalam menganalisis permasalahan, penulis melakukan pengumpulan data dengan cara:

    1. Metode Penelitian Lapangan

    Penulis melakukan survey ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) di bagian Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) untuk memperoleh data berupa laporan keuangan. Selain itu untuk melengkapi data, penulis juga mencari data melalui internet, yaitu pada website Bank Indonesia, www.bi.go.id

    1. Metode Kepustakaan

    Dalam penulisan ini, penulis melakukan studi pustaka untuk memperkuat dan mendukung penulisan ini, yaitu menguraikan teori-teori yang diperlukan dalam pembahasan nanti.


    Metode Analisis


    Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk menilai tingkat kesehatan pada Bank-Bank Milik Pemerintah/BUMN pada tahun 2007, maka metode analisis yang dipergunakan adalah dengan mengunakan rasio-rasio pada metode CAMELS (rasio permodalan, rasio kualitas asset, rasio rentabilitas, rasio likuiditas dan rasio sensitivitas terhadap faktor pasar). Analisis ini digunakan untuk menilai tingkat kesehatan yang sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah (Tanggal 30 Oktober 2007).


    Hipotesis


    Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    • Ho1 = Kondisi tingkat kesehatan pada Bank-Bank Milik Pemerintah/BUMN dengan menggunakan rasio CAMELS pada satu tahun terakhir ini adalah sehat.

    • Ho2 = Kondisi tingkat kesehatan pada Bank-Bank Milik Pemerintah/BUMN dengan menggunakan rasio CAMELS pada satu tahun terakhir ini adalah cukup sehat.

    • Ho3 = Kondisi tingkat kesehatan pada Bank-Bank Milik Pemerintah/BUMN dengan menggunakan rasio CAMELS pada satu tahun terakhir ini adalah kurang sehat.

    • Ho4 = Kondisi tingkat kesehatan pada Bank-Bank Milik Pemerintah/BUMN dengan menggunakan rasio CAMELS pada satu tahun terakhir ini adalah tidak sehat.


    Alat Analisis yang Digunakan.


    Sesuai dengan dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah (Tanggal 30 Oktober 2007), Penilaian faktor finansial dilakukan secara kuantitatif dengan melakukan pembobotan terhadap peringkat faktor, untuk saat ini dilakukan pembobotan untuk faktor permodalan (25%), kualitas aset (50%), rentabilitas (10%), likuiditas (10%) dan sensitivitas atas risiko pasar (5%). Pengukuran Persentase Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dari keseluruhan faktor-faktor yang dinilai adalah sebagai berikut:

    Nilai Kredit Predikat

    81% – 100% : SEHAT

    66% – <>

    51% – <>

    0 % – <>



    HASIL DAN PEMBAHASAN


    Kondisi kesehatan PT ABC (Persero) Tbk tahun 2007 adalah cukup sehat. Diantara bank-bank BUMN ini, PT.ABC yang kondisi kesehatannya paling buruk dengan mempunyai nilai kredit sebesar 68,35%. Hal ini disebabkan oleh kemampuan modal bank untuk menyerap risiko apabila dilakukan write-off atas aset-aset bermasalah kurang baik, pertumbuhan modal yang berasal dari internal bank dalam rangka mengcover pertumbuhan risiko yang akan muncul tidak baik, buruknya kemampuan bank dalam membagikan deviden kepada pemegang saham, kurang seimbangnya Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) dengan Aktiva Produktif (AP), buruknya kualitas penyaluran dana kepada debitur inti, kualitas pembiayaan bank syariah yang kurang baik, buruknya efisiensi kegiatan operasional bank syariah, kecilnya aktiva bank syariah yang dapat menghasilkan/memberikan pendapatan dan juga kurangnya data yang dilampirkan oleh PT.ABC. Untuk kondisi kesehatan PT. XYZ (Persero) Tbk tahun 2007 adalah sehat. Diantara bank-bank BUMN ini, PT.XYZ yang kondisi kesehatannya paling baik dengan mempunyai nilai kredit sebesar 87,12%. Adapun beberapa idikator yang kurang sehat dan tidak sehat diantaranya pada pertumbuhan modal yang berasal dari internal bank dalam rangka mengcover pertumbuhan risiko yang akan muncul tidak baik, kurangnya kemampuan bank dalam membagikan deviden kepada pemegang saham, kecilnya aktiva bank syariah yang dapat menghasilkan/memberikan pendapatan, dan buruknya fungsi corporate social reponsibility (CSR) terhadap proses pembelajaran masyarakat. Untuk kondisi kesehatan PT. EFG (Persero) Tbk tahun 2007 adalah sehat. Pada PT.EFG ini, kondisi kesehatannya baik dengan mempunyai nilai kredit sebesar 83,14%. Idikator yang kurang sehat dan tidak sehat PT.EFG terjadi pada pertumbuhan modal yang berasal dari internal bank dalam rangka mengcover pertumbuhan risiko yang akan muncul tidak baik, buruknya kemampuan bank dalam menangani/mengembalikan aset yang telah dihapus buku, buruknya hubungan antara tingkat bunga dengan return yang diberikan bank syariah kepada nasabah, kurangnya signifikansi pengaruh keputusan penghapusbukuan terhadap efisiensi operasional bank, buruknya pertumbuhan tingkat ketergantungan bank syariah terhadap deposan inti, dan tidak adanya kemampuan modal bank untuk mengcover risiko yang muncul dari perubahan nilai tukar. Sedangkan untuk kondisi kesehatan PT. RST (Persero) Tbk) tahun 2007 adalah cukup sehat. Pada PT.RST ini, kondisi kesehatannya hanya berbeda sedikit dengan PT.ABC namun lebih besar 1,57% yaitu dengan nilai kredit sebesar 69,92%. Untuk idikator yang kurang sehat dan tidak sehatnya PT.RST ini terjadi pada buruknya operasi bank dalam acceptable risk taking capacity sehingga ekspansi usaha yang ditunjukkan oleh pertumbuhan ATMR telah didukung dengan pertumbuhan modal yang mencukupi, pertumbuhan modal yang berasal dari internal bank dalam rangka mengcover pertumbuhan risiko yang akan muncul tidak baik, kurangnya kemampuan bank dalam membagikan deviden kepada pemegang saham, kurang seimbangnya Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) dengan Aktiva Produktif (AP), buruknya kualitas penyaluran dana kepada debitur inti, kualitas pembiayaan bank syariah yang kurang baik, kecilnya aktiva bank syariah yang dapat menghasilkan/memberikan pendapatan, dan buruknya pertumbuhan tingkat ketergantungan bank syariah terhadap deposan inti.


    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan


    Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kesehatan pada Bank-Bank Milik Pemerintah/BUMN pada tahun 2007 dengan mengunakan rasio-rasio pada metode CAMELS (rasio permodalan, rasio kualitas asset, rasio rentabilitas, rasio likuiditas dan rasio sensitivitas terhadap faktor pasar) melalui pendekatan kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja bank dengan melakukan penilaian terhadap faktor financial. Berdasarkan paparan pembahasan yang telah diuraikan maka didapat hasil kesimpulan bahwa kondisi kesehatan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk tahun 2007 adalah cukup sehat. Diantara bank-bank BUMN ini, PT.ABC yang kondisi kesehatannya paling buruk dengan mempunyai nilai kredit sebesar 68,35%. Hal ini disebabkan oleh buruknya manajemen faktor kualitas aktifa dan faktor rentabilitas. Untuk kondisi kesehatan PT. XYZ (Persero) Tbk tahun 2007 adalah sehat. Diantara bank-bank BUMN ini, PT.XYZ yang kondisi kesehatannya paling baik dengan mempunyai nilai kredit sebesar 87,12%. Untuk kondisi kesehatan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk tahun 2007 adalah sehat. Namun pada PT. EFG ini, ada indikator manajemen faktor sensitifitas terhadap resiko pasar yang tidak sehat, sehingga kondisi kesehatannya menempati peridikat kedua dari keempat bank-bank BUMN ini, dengan mempunyai nilai kredit sebesar 83,14%. Sedangkan untuk kondisi kesehatan PT. RST (Persero) Tbk) tahun 2007 adalah cukup sehat. Pada PT.RST ini, kondisi kesehatannya menempati peridikat ketiga yang kondisi kesehatannya hanya berbeda sedikit dengan PT.ABC namun lebih besar 1,57% yaitu dengan nilai kredit sebesar 69,92%. Kondisi ini disebabkan pula oleh buruknya manajemen faktor kualitas aktifa yang paling buruk diantara keempat bank-bank BUMN yang dianalisis.


    Saran


    Untuk PT ABC (Persero) Tbk pada tahun 2007 sebaiknya PT.ABC ini harus meningkatkan tingkat kesehatannya terutama pada faktor permodalan (Capital) yaitu pada kemampuan modal inti dan PPAP (equity) dalam mengcover risiko write Off, kemampuan internal bank untuk menambah modal, dan pada Deviden Pay Out Ratio. Untuk faktor kualitas aktiva produktif (Assets) PT.ABC ini sangat harus meningkakan tingkat kesehatan terutama pada penyehatan kualitas penyaluran dana kepada debitur inti, dan besarnya pembiayaan non performing. Dan untuk faktor rentabilitas (Earnings) terutama pada penyehatan rasio efisiensi kegiatan operasional (REO), rasio aktiva yang dapat menghasilkan pendapatan (IGA), dan kualitas aktiva produktif bank syariah. Untuk PT. XYZ (Persero) Tbk pada tahun 2007 sebaiknya terus mempertahankan dan meningkatkan tingkat kesehatannya terutama pada faktor permodalan (Capital) yaitu pada Kemampuan internal bank untuk menambah modal, dan Deviden Pay Out Ratio. Dan untuk faktor rentabilitas (Earnings) perlu penyehatan pada rasio aktiva yang dapat menghasilkan pendapatan (IGA), dan fungsi edukasi public (CSR). Untuk PT. EFG (Persero) pada tahun 2007 sebaiknya juga terus mempertahankan dan meningkatkan tingkat kesehatannya terutama pada faktor permodalan (Capital) yaitu pada kemampuan internal bank untuk menambah modal. Untuk faktor kualitas aktiva produktif (Assets) perlu penyehatan pada Kemampuan bank dalam menangani/mengembalikan asset yang telah dihapusbuku. Untuk faktor rentabilitas (Earnings) perlu penyehatan pada korelasi antara tingkat bunga di pasar dengan return/bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah, dan penyaluran dana yang diwrite-off dibandingkan dengan biaya operasional. Untuk faktor likuiditas (liquidity) hanya perlu penyehatan pada pertumbuhan dana deposan inti dibandingkan dengan pertumbuhan total dana pihak ketiga pertumbuhan rasio deposan inti (PRDI). Dan untuk faktor sensitivitas terhadap resiko pasar yaitu penyehatan pada kecukupan modal yang dibentuk untuk mengcover risiko pasar (fluktuasi nilai tukar). Sedangkan untuk PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk) pada tahun 2007 sebaiknya harus meningkatkan tingkat kesehatannya terutama pada faktor Permodalan (Capital) yaitu pada trend/pertumbuhan KPMM, kemampuan internal bank untuk menambah modal, dan Deviden Pay Out Ratio. Untuk faktor kualitas aktiva produktif (Assets) PT.Mandiri ini pun sangat harus meningkakan tingkat kesehatan terutama pada penyehatan kualitas aktiva produktif bank syariah, kualitas penyaluran dana kepada debitur inti, dan besarnya pembiayaan non performing. Untuk faktor rentabilitas (Earnings) terutama pada penyehatan rasio aktiva yang dapat menghasilkan pendapatan (IGA). Pada faktor likuiditas (liquidity) hanya perlu penyehatan pada pertumbuhan dana deposan inti dibandingkan dengan pertumbuhan total dana pihak ketiga pertumbuhan rasio deposan inti (PRDI).



    DAFTAR PUSTAKA


    Frianto Pandia, et al, Lembaga Keuangan, cetakan 1. Jakarta : PT Rineka Cipta, 2005.

    H. Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan, cetakan 5. Jakarta : Bumi Aksara, 2006.

    Harahap Sofyan Syafri, Teori Akuntans; Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cet.3. Jakarta : Bumi Aksara, 2002.

    Ikatan Akuntansi Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1.

    Indar Bastian dan Suhardjono, Akuntansi Perbankan, Edisi 1, Buku 1. Jakarta : Salemba Empat, 2006.

    Johar Arifin,. Analisis Laporan Keuangan, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2004.

    John J. Wild, K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey, Financial Statement Analysis; Analisis Laporan Keuangan, Edisi.8. Jakarta : Salemba Empat, 2005.

    Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi, cetakan 6. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2002.

    Manurung Mandala. Uang, Perbankan,dan Ekonomi Moneter (Kajian Kontekstual Indonesia), Jakarta : Penerbitan Fakultas Ekonomi Indonesia, 2004.

    Rahardjo Budi, Laporan Keuangan Perusahaan, cetakan 1. Jakarta : Gadjah Mada University, 2005.

    Riyadi Selamet, Banking Assets and Liability Management, Edisi Ketiga. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006.

    Sjahrial Dermawan, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama. Jakarta : Mitra Wacana Media, 2006.

    Sulad Sri Hardanto. Manajemen Risiko bagi Bank Umum, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2006.

    Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS, Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah (Tanggal 30 Oktober 2007).

    Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi ke-2. Jakarta : Salemba Empat, 2006.

    Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan.

    Veithzal Rivai. dkk, Bank and Financial Institution Management, Edisi pertama. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2007.

    http:://www.bi.go.id

    READ MORE - Jurnal CAMELS

    AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BIAYA PENDAPATAN BANK

    Sabtu, 18 Juli 2009

    AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BIAYA

    PENDAPATAN BANK


    Jenis-Jenis Pendapatan Bank diantaranya :

    • Pendapatan Operasional
    1. Pendapatan bunga debitur
    2. Pendapatan komisi dan provisi
    3. Pendapatan atas transaksi valuta asing
    4. Pendapatan Operasional lain ( mis. Deviden, L/R penjualan surat berharga)

    • Pendapatan Non Operasional

    1. Pendapatan dari penjualan aktiva tetap
    2. Pendapatan dari penyewaan fasilitas gedung yang dimiliki oleh bank

    • Pendapatan Luar Biasa
    1. Pendapatan yang memenuhi kriteria bersifat tidak normal dan tidak sering terjadi

    Pengakuan dan Akuntansi Pendapatan Bank

    Pengakuan pendapatan bank pada dasarnya adalah secara acrual basis kecuali untuk aktiva produktif yang digolongkan sebagai non-performing loans diakui secara cash basis


    Akuntansi Pendapatan Bank

    Pendapatan bunga debitur performing ( acrual basis)


    D : Pendapatan bunga debitur yang masih harus diterima Rp xx

    K : Pendapatan bunga debitur Rp xx



    Pada saat menerima bunga :

    D : Kas Rp xx

    K : Pendapatan bunga debitur yang masih harus diterima Rp xx


    Pendapatan bunga debitur non performing (Cash Basis)


    D : Rekening administratif Rup – tunggakan bunga Rp xx


    Pada saat menerima hasil bunga:

    D : Kas Rp xx

    K : Pendapatan bunga debitur Rp xx


    Provisi dan Komisi

    Provisi dan komisi diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasikan secara sistematis selama jangka waktu komitmen kredit.

    Jika komitmen diselesaikan sebelum jangka waktunya maka sisa komisi dan provisi diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat penyelesaian komitmen tersebut.


    Jurnal:

    Saat persetujuan kredit:

    D : Kas Rp xx

    K : Provisi Kredit diterima dimuka Rp xx

    Saat amortisasi:

    D : Provisi kredit diterima dimuka Rp xx

    K : Pendapatan provisi kredit Rp xx



    Pendapatan atas transaksi valas

    • Pendapatan atas transaksi valas lazimnya berasal dari selisih kurs. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi valas harus diakui sebagai pendapatan atau beban dalam perhitungan laba-rugi periode berjalan.






    BIAYA BANK


    1. PENGERTIAN
    • Yang dimaksud biaya adalah semua biaya yang secara langsung maupun tidak langsung telah dimanfaatkan untuk menciptakan pendapatan dalam suatu periode tertentu.
    • Biaya yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan periode berikutnya.

    2. JENIS – JENIS BIAYA BANK

    a. Biaya Operasional, terdiri dari :


    - Biaya Bunga
    • Biaya ini paling besar porsinya terhadap biaya bank keseluruhan. Biaya ini harus diantisipasikan oleh bank pada penutupan tahun buku atau pada tanggal laporan.

    - Biaya Valuta Asing

    • Biaya dalam transaksi valuta asing biasanya muncul dari selisih kurs yang merugi.
    • Munculnya kerugian selisih kurs baik dari transaksi spot, forward, maupun swap akan dibebankan ke dalam laporan laba rugi.




    - Biaya Overhead

    • Dalam operasi bank sehari-hari diperlukan biaya untuk mengolah transaksi. Biaya ini berhubungan langsung dengan periode terjadinya sehingga harus dicatat dan diakui sebagai beban periode berjalan.


    Biaya overhead yang terjadi di bank memiliki ciri-ciri :

    • Tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan jasa yang dihasilkan karena biaya yang dikeluarkan untuk semua kegiatan bank

    • Menjadi biaya pada periode terjadinya

    • Tidak memberikan manfaat untuk masa yang akan datang

    Contoh biaya overhead : biaya gaji pegawai, tunjangan-tunjangan, biaya penyusutan aktiva tetap, biaya kegiatan kantor dll.


    b. Biaya Non Operasional

    Yaitu biaya–biaya yang yang dikeluarkan yang tidak berkaitan dengan kegiatan utama bank misalnya kerugian dari penjualan aktiva tetap.


    c. Pos Luar Biasa

    • Biaya ini harus dipisahkan dari hasil usaha sehari-hari dan ditunjukkan secara terpisah dalam perhitungan laba rugi disertai pengungkapan atas sifat dan jumlahnya.
    • Biaya luar biasa kejadiannya tidak normal dan tidak sering terjadi atau tidak terulang lagi di masa yang akan datang.

    Misal : peristiwa gempa bumi

    Koreksi Masa Lalu

    Koreksi yang dilakukan terhadap laba rugi periode lalu misalnya kesalahan perhitungan, kelalaian mencatat suatu transaksi harus tetap diungkapkan


    d. Koreksi Masa Lalu

    Koreksi yang dilakukan terhadap laba rugi periode lalu misalnya kesalahan perhitungan, kelalaian mencatat suatu transaksi harus tetap diungkapkan

    e. Pajak Penghasilan

    Pajak penghasilan dihitung berdasarkan laba menurut akuntansi atau laba kena pajak (taxable income) untuk diperhitungkan dengan tarif pajak penghasilan.




    PENGAKUAN DAN AKUNTANSI BIAYA BANK

    • Biaya diakui secara accrual basis, artinya selalu diakui dan dibebankan ke dalam perhitungan laba rugi saat jatuh waktu tanpa terlebih dahulu menunggu pembayaran.

    • Pembayaran biaya dimuka harus dialokasikan ke dalam rekening biaya secara proporsional.




    READ MORE - AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BIAYA PENDAPATAN BANK

    AKUNTANSI KLIRING

    AKUNTANSI KLIRING



    1. PENGERTIAN KLIRING

    2. PESERTA KLIRING

    3. WARKAT / NOTA KLIRING

    4. WARKAT / NOTA YANG BUKAN KLIRING

    5. JENIS – JENIS KLIRING

    6. MEKANISME KLIRING

    7. PROSEDUR AKUNTANSI KLIRING



    Pengertian Kliring:

    1. Kliring adalah suatu tata cara perhitungan utang piutang dalam bentuk surat-surat dagang dan surat-surat berharga dari suatu bank terhadap bank lainnya, dengan maksud agar penyelesaiannya dapat terselenggara dengan mudah dan aman, serta untuk memperluas dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral.


    1. Lalu lintas pembayaran giral adalah, suatu proses kegiatan bayar membayar dengan waktat atau nota kliring, yang dilakukan dengan cara saling memperhitungkan diantara bank-bank, baik atas beban maupun untuk keuntungan nasabah ybs.


    1. Giral adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya, atau dengan cara pemindah bukuan.





    Peserta Kliring


    Peserta kliring dapat dibedakan menjadi dua macam :


    1. Peserta langsung, yaitu : bank-bank yang sudah tercatat sebagai peserta kliring dan dapat memperhitungkan warkat atau notanya secara langsung dengan B I atau melalui PT Trans Warkat sebagai perantara dengan B I.

    Contoh : Bank Retail, Bank Devisa


    1. Peserta tidak langsung, yaitu : bank-bank yang belum terdaftar sebagai peserta kliring akan tetapi mengikuti kegiatan kliring melaui bank yang telah terdaftar sebagai peserta kliring.

    Contoh : BPR



    Warkat / Nota kliring

    Warkat/Nota kliring Adalah alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti :

    1. cek,

    2. bilyet giro,

    3. wesel bank untuk trasfer atau wesel unjuk,

    4. bukti-bukti penerimaan transfer dari bank-bank,

    5. nota kredit, dan

    6. surat-surat lainnya yang disetujui oleh penyelenggara ( B I )


    • Syarat-syarat warkat yang dapat dikliringkan

    1. Ber valuta Rupiah

    2. Bernilai nominal penuh

    3. Telah jatuh tempo pada saat dikliringkan dan

    4. Telah dibubuhi cap kliring


    • Jenis – jenis warkat kliring :


    1. Warkat debet keluar, yaitu : warkat bank lain yang disetorkan oleh nasabah sendiri untuk keuntungan rekening nasabah yang bersangkutan.

    Contoh :

    N dari nasabah bank Permata Semarang menerima pembayaran dari Sigit nasasbah bank Niaga Semarang berupa cek. Cek tersebut disetorkan oleh Ndari ke bank Permata, maka cek tersebut dapat dikatakan sebagai warkat debet keluar.


    1. Warkat debet masuk, yaitu : warkat yang diterima oleh suatu bank dari bank lain melalui B I atas warkat atau cek bank sendiri yang ditarik oleh nasabah sendiri dan atas beban nasabah yang bersangkutan.

    Contoh :

    Bila bank Permata Semarang menerima cek dari bank Niaga Semarang atas cek yang telah ditarik Andi nasabah sendiri, maka cek tersebut merupakan warkat debet masuk bagi bank Permata.


    1. Warkat kredit keluar, yaitu : warkat dari nasabah sendiri untuk disetorkan kepada nasabah bank lain pada bank lain.

    Bank yang menyerahkan warkat tersebut akan mengkreditkan rekening giro BI dan mendebet giro nasabah.


    1. Warkat kredit masuk, yaitu : warkat yang diterima oleh suatu bank untuk keuntungan rekening nasabah bank tersebut.

    Bank yang menerima warkat tersebut akan mendebit rekening giro B I dan mengkredit giro nasabah.



    Warkat yang bukan kliring


    1. Warkat-warkat yang belum memenuhi syarat-syarat warkat kliring
    2. Penyetor warkat kepada penyelenggara untuk keperluan penyelesaian saldo negatif atau saldo debet.
    3. Penyetoran warkat kepada penyelenggara untuk pelaksanaan transfer dalam rangka pelimpahan likuidasi dari suatu peserta kepada kantor-kantor cabangnya yang lain.
    4. Penyetoran-penyetoran lain yang ditetapkan B I berdasarkan kebutuhan.


    Jenis-Jenis Kliring

    1. Kliring umum, adalah : sarana perhitungan warkat-warkat antar bank yang pelaksanaannya diatur oleh B I.


    1. Kliring lokal, adalah : sarana perhitungan warkat-warkat antar bank yang berada dalam suatu wilayah kliring (wilayah yang ditentukan).


    1. Kliring antar cabang, adalah : sarana perhitungan warkat antar kantor cabang suatu bank peserta yang biasanya berada dalam satu wilayah kota. KLiring ini dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh perhitungan dari sauatu kantor cabang untuk kantor cabang lainnya yang bersangkutan pada kantor induk yang bersangkutan.



    PERTEMUAN KLIRING


    Kliring yang dilaksanakan tidak melalui Automated Clearing House, pertemuan kliring biasanya dilakukan sebanyak dua kali.


    Pertama kali bertemu, bank-bank yang terlibat dalam transaksi kliring akan saling menyerahkan warkat.


    Pada pertemuan kedua, bank peserta kliring akan saling mengembalikan warkat apabila terjadi penolakan.


    Waktu pertemuan kliring biasanya diatur sebagai berikut :

    Senin sampai dengan Jumat:


    Kliring I : Pukul 10.30 – 14.30

    Kliring II : Pukul 13.00 – 14.00

    Sabtu :

    Kliring I : Pukul 10.00 – 11.00

    Kliring II : Pukul 12.00 – 13.00



    Pembukuan Transaksi Kliring :


    Kasus : Kembali ke ilustrasi kliring.


    Pada saat bank ABC menerima warkat giro dari bank Omega

    Kedua bank akan mencatat transaksi kliring tersebut sbb.

    Pembukuan transaksi kliring ini dapat ditampung pada rekening sementara “Kliring” atau langsung ke rekening giro pada B I.


    Pada bank ABC – cabang Jakarta

    Pada saat terima warkat dari Tn. Sigit untuk disetorkan ke (menambah) rekening giro Ny. Dita.


    D : Kliring Rp. 30.000.000,-

    K : Giro – Rek. Ny. Dita Rp. 30.000.000,-


    Setelah diketahui hasilnya baik, biasanya pada waktu kliring kedua akan dinihilkan rekening Kliring.

    D : B I – Giro Rp. 30.000.000,-

    K : Kliring Rp. 30.000.000,-


    Pada bank Omega – cabang Jakarta

    Pada saat menerima warkat nasabahnya sendiri (warkat Tn. Sigit) akan membebankan rekening Tn. Sigit dengan jurnal sbb :


    D : Giro – Rek. Tn. Sigit Rp. 30.000.000,-

    K : B I – Giro Rp. 30.000.000,-


    Bang Omega dapat langsung mengkredit rekening giro pada BI arena cek tersebut adalah cek dari nasabahnya sendiri.


    Apabila Tyas seorang nasabah bank Omega – cabang Jakarta menyerahkan sebuah warkat Giro senilai Rp. 50.000.000,- kepada bank untuk diserahakan kepada Grace, salah seorang nasabah bank Lippo cabang Jakarta, oleh kedua bank akan dibukukan sebagai berikut :


    Pada bank Omega cabang Jakarta

    Pada saat menerima amanat dan warkat dari Tyas, akan dibukukan sebagai berikut :

    D : Giro - Rek. Tyas Rp. 50.000.000,-

    K : B I – Giro Rp. 50.000.000,-


    Pada bank Lippo cabang Jakarta

    Pada saat menerima warkat setoran untuk menambah rekening Grace, dibukukan sbb. :

    D : B I – Giro Rp. 50.000.000,-

    K : Giro - Rek. Grace Rp. 50.000.000,-




    NERACA KLIRING


    Pada akhir hari kliring, akan dibuatkan neraca kliring sebagai laporan akhir transaksi kliring.


    Apabila dalam pembukuan transaksi kliring, bank Omega selalu mempergunakan rekening sementara kliring dan pendebetan atau pengkreditan rekening giro pada B I dilaksanakan pada akhir hari kliring, untuk mengetahui apakah bank menang atau kalah klring, maka kekalahan kliring diatas akan dibukukan sebagai berikut :


    D : Kliring Rp. 80.000.000,-

    K : B I – Giro Rp. 80.000.000,-


    Dilihat dari sudut B I , tidak akan terdapat selisih pendebetan maupun pengkreditan rekening giro masing-masing bank peserta kliring.


    Selanjutnya untuk mencatat transaksi hasil kliring diatas, oleh B I akan dibukukan sbb. :

    D : Giro – Bank Omega Rp. 80.000.000,-

    K : Giro – Bank ABC Rp. 30.000.000,-

    K : Giro – Bank Lippo Rp. 50.000.000,-


    Melalui kalah atau menang kliring ini, oleh B I akan dipantau saldo minimum dari Reserve Reqiurement.

    Bila suatu bank reserve requirement-nya lebih rendah dari pada apa yang seharusnya dipelihara, maka kepada bank yang tidak memenuhi persyaratan tersebut akan dikenakan denda oleh B I.


    Yang dimaksud dengan kliring otomatis adalah :


    Terjadinya pertukaran data secara elektronik melalui pemrosesan dengan mesin dalam bentuk standar yang telah diformat terlebih dahulu.


    Selain itu, pemrosesan elektronik juga melibatkan pengiriman media penyimpanan data komputer. Media ini merupakan media utama untuk transaksi kliring dengan otomatis, atau lazim dikenal dengan Automatic Clearing House (ACH).


    Dalam pemrosesan data secara elektronik ini, mesin akan membaca Magnetic Ink Character Recognition, atau MICR pada setiap lembar cek nasabah.



    Transaksi kliring otomatis dapat dipecah menjadi dua jenis :

    1. Transaksi local (intraregional), bank penarik mempersiapkan seluruh warkat untuk dikirim ke bank tertarik. Disini bank penarik akan memeriksa kelengkapan data, memeriksa kebenaran cek, membedakan apabila transaksi tersebut berasal dari bank sendiri, kemudian menyampaikan data tersebut kepada lembaga kliring.
    2. Transaksi antar daerah (interregional), bank penarik akan menyampaikan transaksinya kepada pusat pengolahan data di lembaga kliring lokal. Transaksi-transaksi disortir oleh bank penarik dalam lokasi yang bersangkutan. Volume data yang besar ini akan digabung menjadi suatu ringkasan arsip untuk setiap lokasi, kemudian arsip ini dipindahkan ke tiap lokasi lainnya untuk diproses lebih lanjut.
    READ MORE - AKUNTANSI KLIRING

    Tidak ada komentar:

    Poskan Komentar