Hipnotik Sedatif
Hipnotik adalah obat yang menimbulkan rasa mengantuk, mempercepat tidur, dan mempertahankan tidur yang menyerupai tidur fisiologis.
Sedatif adalah obat yang menekan aktivitas, mengurangi ketegangan dan menenangkan penderita.
Insomnia adalah sukar jatuh tidur atau tidak dapat tidur secepat yang dikehendaki, sering terangun atau tidur singkat, tidur larut malam dengan mimpi buruk, tidur yang apabila bangun tetap merasa kurang segar, sama sekali tidak dapat tidur.
Jangka waktu imsomnia dibagi dua yaitu :
1. Jangka pendek < 3 minggu
a. Hilangnya orang yang di cintai
b. Tekanan pekerjaan
c. Ujian
d. Jet lag
d. Penggunaan / withdrawal obat
2. Jangka lama > 3 minggu
a. Gangguan psikiatrik/depresi
b. Alkoholisme
c. Penyakit
Terapi Insomnia yang dapat dilakukan yaitu
1. Jangka Pendek
a. Menghilangkan stress
b. Konseling
c. Teknik relaksasi
d. Hipnotik sedatif
2. Jangka lama
a. Evaluasi medis
b. Konseling
c. Stress management
d. Hipnotik sedatif
Klasifikasi Hipnotik Sedatif
1. Golongan Barbiturat adalah golongan yang banyak digunakan namun sekarang terdesak oleh golongan benzodiazepin.
Farmako dinamik : terutama depresi sistem saraf pusat, semua kesadaran dapat di capai → sedasi, hipnosis, anestesi umum stadium operasi, koma → kematian tingkat
Klasifikasi :
a. Long Acting : mefobartial, fenoartial
- Lama kerja : 10- 12 jam
- Ekskresi : ginjal
- Enobarbital dimetebolisme oleh enzim P450 hati
- Fenoarbital menginduksi enzim P450 → metaolisme banyak oat lain
Indikasi :
- antiepilepsi
- untuk gajala putus oat hipnotik sedatif
- hiperbilirubinea kongenital
- jaundice pada neonatus → akibat meningkatnya metabolisme bilirubin karena induksi enzim
b. Intermediate Acting
Indikasi : medikasi prenestetik dan regional anestesia, sedati dan hipnosis
Kerja : 6- 8 jam
c. Short Acting
- kerja < 3 jam
- disimpan di jaringan lemak dan metabolisme di hati
Efek Samping :
- Sistem Saraf Pusat → mengantuk dan gangguan konsentrasi
- Hangover – after effect
- Menginduksi enzim P450 → menurunkan efek obat yang dimetabolisme di hati. Barbiturat meningkatkan sintesis protein
- Adiksi → penghentian barbiturat tiba-tia dapat menimbulkan tremor, ansietas, lemah, mual, dan muntah, kejang, delirium dan jantung berhenti
- Keracunan
Kontraindikasi :
- idiosinkrasi
- keadaan hipoksia
- penyakit hati dan ginjal yang berat
Farmako kinetik
Absorpsi → mudah
Disribusi :
- tersebar diseluruh jaringan dan cairan tubuh
- mudah lewat sawah uri
Nasib :
- diikat protein plasma – bervariasi
- metabolisme di hati
ekskresi → hati dan ginjal
2. Golongan Benzodiazepin
- mempunyai struktur inti 1.4-enzodiazepin
- golongan ini secara kualitatif berefek sama; tetapi bebeda kuantitatif dalam spektrum farmako dinamik dan armako kinetiknya
- ada yang mempunyai efek hipnotik dan tidak
Farmako dinamik : pada manusia dan mamalia.
- Efek yang paling menonjol adalah hipnotik sedatif, antiansietas, relaksasi otot, antiepilepsi
- Efek utamanya adalah pada sistem saraf pusat
Farmako kinetik :
Absorpsi : oral → cepat ( 0,5 – 1 jam ) kadang – kadang 6 jam
Nasib :
- semua diikat protein plasma ( % ikatan bervariasi )
- lewat sawar uri – ASI
- metabolisme terutama di hati
Eliminasi :
- kecepatan eliminasi orang >> muda
- pasien gangguan ginjal / hati << (N)
Efek Samping : pada saat tercapai kadar puncak di plasma dengan dosis hpnotik, dapat menimbulkan rasa melayang, lesu, pikiran kacau, mulut kering / pahit.
Efek samping yng umum : lemah, sakit kepala, vertigo
3. Golongan Hipnotik Sedatif lain
a. Kloralhidrat
- mengiritasi kulit – mukosa
- hipnotik yang efekti & efek analgetik
Farmako kinetik :
- absorpsi oral baik
- distribusi ke seluruh tubuh
- metabolisme di hati
- ekskresi melalui urin
Indikasi :
- preanestetik medikasi
- untuk gejala putus obat
Kontra Indikasi : gagal ginjal, hati, jantung, dan gastritis
Efek Samping : iritasi, gangguan sistem sara pusat, mimpi buruk, hang over dan alergi
b. Etklorvinol
- hipnotik sedatif bekerja dengan cepat
- oral : absorpsi baik, kadar pncak 1 – 1,5 jam. T ½ 1-3 jam, T ½ eliminasi 10-15 jam, metabolisme baik
-
Farmakologi :
- hipnotik sedatif
- relaksasi otot
- antiepilepsi
Efek Samping : gangguan sistem saraf pusat, hipotensi, hang over
c. Metiprilon
Hipnotik sedatif ≈ secobarbital
Efek samping : hang over dan alergi
d. Zolpidem
- bukan benzodiazepin
- kerja pada reseptor benzodiazepin
- tidak mempunyai efek antikonvulsi
- tidak mempunyai efek relaksasi otot
- tidak memperlihatkan gejala putus obat
Efek Samping : mimpi buruk, agitasi, sakit kepala, gangguan sistem saraf pusat dan mengantuk pada siang hari.
e. Buspiron
Untuk ansietas umum dengan efekivitas ≈ benzodiazepin
- tidak mempunyai efek antikonvulsan dan relaksasi otot
- efek sadasinya lemah
Efek Samping : sakit kepala, mengantuk, nervous, kepala terasa ringan
f. Hidroksizin
- antihistamin engan efek antiemetik
- untuk pasien ansietas dengan riwayat drug abuse
- dapat menimbulkan habituasi ringan
g. Flumazenil
- antagonis pada reseptor GABA
- diberikan IV
- onset cepat, kerja singkat
- pemberian flumazenil dapat menimbulkan gejala putus obat pada pasien adiksi benzodiazepin, atau timbul kajang pada pasien epilepsi yang mendapat benzodiazepin
Efek Samping : mengantuk, mual, muntah dan agitasi
Back to Home
0 comments:
Posting Komentar