RadarURL

Featured Posts

:: Kami menerima Jasa Akunting, Pembukuan, Softwere Akunting & Data Base Akunting Perusahaan (Myob dan Accurate) Informasi | [Klick In HERE] | [Klick In HERE] :: Jasa Pajak, Pelaporan SPT Bulanan, Perhitungan Pajak (SPT Masa, SPT Tahunan, SPT Penghasilan) Informasi | [Klick In HERE] :: Prosedur yang mudah, Belajar dengan mudah, Bekerja secara Profesional. | [Klick In HERE] | [Klick In Here] | [In HERE] Segera Hubungi Kami :: | [Klick In Here] | [In HERE]

Sepatah Kata


Di indonesia perkembangan dunia bisnis begitu berkembang. Laju perkembangan dunia bisnis berimbas pada semakin banyaknya dunia usaha. Persaingan bisnis yang semakin keras, menuntut pelaku-pelaku-nya untuk bisa berinovasi menerapkan usahanya untuk berkembang. suatu usaha tanpa monitoring dari dari pelaku usahanya, tidak dapat terlihat, bagaimana perkembangan atas usahanya. Untuk memonitoring usahanya, hal yang paling sederhana adalah dengan membuat pembukuan untuk usahanya. ini merupakan salah satu tool pendukung untuk pengambil keputusan dalam meningkatkan usahanya.

Untuk memenuhi kebutuhan itu, Kami datang membawa segudang solusi dalam bidang Akunting dan IT. Pengalaman panjang kami di lingkungan akunting dan IT dalam menangani project-project langsung dari client kami dengan menyediakan softwere akunting yang mudah di pakai oleh pelaku usaha, tanpa harus mempunyai pengalaman dalam bidang akunting dengan tuntutan kwalitas tinggi dan deadline yang sangat singkat, memompa spirit kami serta meningkatkan rasa percaya diri kami untuk bisa berkarya lebih baik. sesuai dengan nama kami Easy For You. Kami siap memberikan solusi-solusi dalam bidang Akunting dan IT demi perbaikan bisnis usaha atau aktivitas anda.





Copyright © easy-4-u | Powered by Blogger & Template

Tukang Buah dan Pak Haji Palsu

Minggu, 26 Juli 2009

Tukang Buah dan Pak Haji Palsu




Disuatu perkampungan hiduplah seorang manusia yang bernama Kodir, dimana Kodir ini dikenal sebagai tukang buah yang sangat banyak memiliki kios-kios buah kecil dipinggir jalan diperkampunganya.

Suatu hari Pak Kodir memecat Mail, karena Mail melakukan suatu kesalahan, Mail menumpahkan buah yang ada dirak dagangannya, yang menyebabkan Pak Kodir marah. Mail pun berusaha untuk meminta maaf, tapi Kodir tak perduli.

Tak lama kemudian, Mail pun membuka kios buah, yang letaknya tak jauh dari kios Pak Kodir. Tak ayal, Kodir pun selalu mengejek dan meremehkan Mail.

Seiring waktu Mail yang taat beribadah kemudian naik haji. Mail naik haji bukan dari hasil kiosnya, melainkan ada orang kaya yang simpati mengajaknya untuk pergi haji. Sepulang dari haji kios Mail semakin ramai dan besar.

Melihat itu, Kodir menjadi iri. Dia lalu memaksa Sumini, janda kembang yang tak lain kekasih Kodir, agar menjual tanah warisannya untuk naik haji. Menurut Kodir, Mail kaya karena “ berangkat haji “. Karena itu ia mau mengikuti jejak Mail.

Singkat cerita jadilah Kodir naik haji. Sehari sebelum melakukan ritual haji, disebuah hotel diarab Saudi, Kodir kedatangan tamu. Orang itu ternyata tahu segala sesuatu tentang Kodir, termasuk niatnya berangkat haji karena ingin menjadi kaya.

Tak lama setelah tamunya pergi, Kodir bertemu dengan ketua rombongannya, yang merasa heran mengapa Kodir tidak mengikuti ritual haji. Padahal, waktu haji sudah selesai dan mereka bersiap-siap pulang ke tanah air. Dalam hati Kodir pun heran, tapi ia tidak mau memusingkannya.

Sepulang dari tanah suci, Kodir bergaya layaknya seorang haji, meskipun ia tak pernah mengikuti ritual haji. Lambat laun memang usaha Kodir menjadi maju dan besar. Iapun menjadi pengusaha buah yang kaya, yang pelit, dan sombong. Kodir pun akhirnya menikahi Sumini. Tapi dalam mengarungi rumah tangga, mereka tidak pernah dikaruniai seorang anak.

Suatu hari, Sumini pun menggugat cerai Kodir setelah mengetahui si Ijah, pembantunya hamil, akibat diperkosa oleh Kodir.

Akhirnya Kodir diceraikan oleh Sumini. Yang lambat laun usaha buah Kodir munurun dan akhirnya bangkrut.

Akhirnya Kodir hidup dengan kesendiriannya, dan kesengsaraan yang dibuat oleh kesombongan ia dimasa yang lalu.






By : Nurul Parlina

0 comments:

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar